Langsung ke konten utama

Rutinitas.

Bekasi, 9 June 2017.

6.30 pagi, aku tidak tertidur seperti biasanya, hari ini kepalaku terasa berat; tapi enggan tertidur lagi seperti hari-hari belakangan.

Aku akan istirahat (mungkin) setelah selesai menulis, however; aku butuh beberapa menit/ jam istirahat sebelum memulai rutinitas kerjaku.

Subuh tadi, laki-laki itu tertidur lagi. Aku baru saja akan menekan tombol call hingga menyadari bahwa ia sepertinya sudah terlelap dalam tidurnya.

Aku mengurungkan niat, akhir-akhir ini lumayan berat jika saja aku dan ia mementingkan ego masing-masing. Akhir-akhir ini aku khawatir karena aku merasa egois sekali.

Perasaanku menjadi sensitif, ia selalu menjadi tempatku pulang; walau arah yang kutuju adalah sebuah bangunan yang sudah kutempati sejak balita.

Pikiranku terus melaju bersama angin; setiap malamnya. Memikirkan apakah yang ia lakukan seharian ini menunggu aku pulang? Apa yang ia pikirkan seharian ini selama menunggu aku membalas? Siapa saja yang menemani dan bersama denganya selama aku jauh?

Aku, merasa sudah cukup lelah. Jarak dan waktu seakan sangat jauh sekali walaupun pada nyatanya, dengan 20 menit aku dapat tiba didepan rumahnya.

Hanya saja, manusia memiliki batas, memiliki norma tak tertulis, memiliki beberapa aturan yang akupun tak mengerti, mengapa?

Hanya saja, aku rindu.
Delapan jam kerja, aku terkadang termenung... dalam ramai aku terdiam, dalam riuh teriakan promo dan musik aku tenggelam, membunuh waktu dengan memikirkan; apa yang sedang kamu lakukan disana?

Dalam hening yang lain, aku terkadang bermimpi. Aku terkadang menulis rangkaian cerita, rangkaian kata; mengusir jenuh, atau mari saja kita sebut sebagai pengobat rasa rindu.

Dalam delapan jam, terkadang aku membayangkan menggengam tanganmu.
Dalam delapan jam, terkadang aku berharap dapat melihat senyumu; ditengah ribuan manusia yang kusapa dengan senyum ketika lewat.
Berharap diantara mereka yang berjalan tegap sambil mencari-cari, adalah sosok dirimu.

Konyol, tetapi aku tetap melakukan hal itu, aku tetap saja membayangkan kamu.

Aku rindu, aku merasa hampir tersedak setiap waktunya.. memikirkan kamu, yang seakan jauh; yang seakan semu.

Aku mungkin masih kaget dengan semua realita saat ini.

Aku mungkin masih merasa bahwa kamu masih akan tetap menjemputku untuk berangkat setiap pukul 6. 20.

Aku masih saja merasa bahwa setiap sore hari akan datang notifikasi Line

"Nis"
"Aing dilapangan ya"

Ataupun, setiap malam hari tepat pukul 19. 00 dimana kamu sudah siap didepan tempat les, dengan jacket dan helm putih khasmu; menunggu dengan ponsel yang menyala.

Aku tahu kamu bosan, aku tahu bahwa kamu tak mau menunggu. Hatiku menghangat, semua lelah seakan terangkat, semua beban seakan hilang begitu saja.

Bukan, kamu bukan laki-laki favoritku seperti Edward Cullen, ataupun karakter semanis Seo Dae Young pada drama korea.

Tapi begitu banyak hal kecil yang kamu lakukan, yang kamu bilang untuk menyenangkanku, ataupun hanya tak ingin membuatku marah.

Begitu banyak kasih sayang yang kamu limpahkan, begitu banyak rasa bahagia yang aku terima, lewat tindakan kecil, lewat perhatian kecil; yang terkadang luput dari pandanganku, yang terkadang kulupakan begitu saja.

Aku rindu.. masih saja merasa tak cukup atas semuanya, aku masih saja terus ingin bersamamu; masih saja ingin berbagi cerita denganmu walaupun kutahu semua yang kumiliki bersamamu hari ini sudah sangat cukup.

Ahh, rasanya berat sekali, dalam hitungan bulan jarak akan benar-benar terasa.

Dalam hitungan bulan, bertemu tiba-tiba saat jam tidur siang, datang tiba-tiba tanpa rencana, akan sulit dilakukan.

Aku akan segera sibuk, begitu pula denganmu.

Mampukah aku? Siapkah dirimu?

Begitu pertanyaanku.

Disela-sela doa malamku, kuselipkan permintaan, untuk menguatkan aku, untuk menguatkan kamu.
Kutitipkan dirimu pada-Nya.

Kembalilah jika kamu ingin pulang.
Mengadulah padaku jika kamu lelah.
Bagaimanapun, aku telah berjanji akan menemanimu, dan akan terus begitu.

Maka dengan bulir airmata disetiap kata yang kuucap dengan tangan mengadah, dengan satu tarikan nafas berat.

Aku tersenyum, pergilah; kembalilah jika semua yang kamu cari sudah terpenuhi.
Kembalilah, jika denganmu rindu sudah tak tahan lagi.
Kembalilah jika kau sakit dan lelah diluar sana.
Untukmu,
Kembalilah.
Karena aku tak kemana-mana.
Karena aku akan tetap menunggu.

End of notes.
7. 03 a.m

Komentar

Postingan populer dari blog ini

The Perks Of Being Single.

hello peeps. kali ini gue mau bahas beberapa things, yang jadi kelebihan bawa lebih enak single, loh! haha (padahal provokator biar pada jomblo nemenin gue) wkwk XD 1. The Time Is Yours. buat cewek nih terutama, pasti semua orang butuh me time. plan lo yang tadinya mau nonton film/ drama korea 16 episode dibabat habis habisan hari itu (niatnya) eh gagal pas di episode pertengahan doi nelfon/ ngechat. Kan jadi gak fokus, ya ga girl? Ini kelebihannya. Kalo lo Single, otomatis kan gak ada yang perlu lo khawatirin. Takut doi marah kalo gadibales or blah bla blah. 2. Gak takut ribut-ribut. Lo lagi gabut dirumah, nungguin doi ngechat atau ngajak jalan. Eh tiba-tiba temen lo atau orang rumah ngajak pergi dan lo lupa bawa handphone atau lowbat. Bayangin, kalo lo single kan enak. Haha, lo punya Quality Time sama orang lain. Gaperlu check hp almost every single minute. Have Fun. Atau lebih baiknya, gak perlu berantem-berantem karena doi marah chat gak dibales, atau karena handphonemu ketin...

Jemput aku..

Sayang.. Jaga rasa yang kutitipkan, jika kelak aku tak dapat kembali untuk mengambilnya.. Simpan baik-baik. Karena aku.. memberikan tulus rasaku padamu. Memberikan banyak perasaan atas cintaku padamu. jaga itu sayang... Jika nanti tanganku tak lagi dapat menggapai dan meraih jemarimu. Jika kelak mataku tak lagi dapat menatap wajahmu. Jika kelak mulutku tak lagi dapat memanggil namamu. Memberikan katakata indah untukmu. Jika telingaku tak lagi dapat mendengar suaramu.. Dan bila nafasku benar-benar berhenti.. Percayakah kamu? Bahwa hatiku tetap terjaga untuk selalu mencintaimu. Cintaku akan memelukmu.. walau hanya bayang semu.. Tetap saja, hatiku.. akan tetap hidup disampingmu. Tetap mengawasimu. Tetap menjagamu.. Walau tak lagi dapat mencegah siapa yang akan menggantikan posisi hatiku.. Aku bisa menerima jika dia lebih baik dari aku. Jika ia dapat menghapus airmatamu. Jika ia dapat mengh angatkanm u. Jika ia membuatmu lebih bahagia. Jika ia dapat menghadirkan senyummu ...

inside of mind. bagian 2

after re reading my preview post. that was unstructural and seems... messy. well, that actually picturing my mind so well. bagian dari otakku benar-benar sibuk berfikir tentang banyak hal, thats why... postinganku sebelumnya benar-benar berantakan dan terkesan berputar-putar, well. i personally say sorry for what i've been write. i just want to write something inside mine before my parents send me to el ysium LOL begini, ternyata titik fokusku sebenarnya adalah tentang pilihan. Dan konsekuensi yang akan mengikutiku dibelakangnya. Aku... memang sedang menghadapi pilihan yang well boleh kukatakan mudah-mudah saja, tapi bagiku. Ini sama sekali tak mudah walaupun aku hanya berkata ya dan urusan selanjutnya biar kita lihat saja. No, im not the type like that. Aku pernah begitu bergantung pada seseorang, semua hari-hari yang kulalui akan selalu bersamanya, begitu kufikir. Karena aku dan ia memiliki cinta yang kufikir dapat membangun dan bertahan selamanya, badai-- dan kerikil telah ...